Sabtu, 20 Oktober 2012

I Love My Sister

Angin berhembus bersemilir menemani seorang cewek cantik berambut panjang ini yang sedang menyiram tanaman di halaman.Sore itu suasana bahagia begitu nampak di wajahnya.Senandung nada-nada kecil begitu merdu dinyanyikan olehnya.Tiba-tiba dia di kagetkan oleh sebuah mobil berwarna hitam masuk ke halaman rumah itu.Dan ketika mobil itu berhenti tepat di rumah, turunlah seorang cowok, keren,tinggi,putih dan sedang memakai celana jeans lengkap dengan kemeja putihnya.
Kamu siapa dan ngapain kamu disini.?” Tanya cowok itu.
Hey Dimas syang, kamu udah pulang.Itu Dinda anaknya mak Ija.” Sambut seorang wanita setengah baya yang tiba-tiba keluar dan muncul dari dalam rumah.
Mak Ija...Mak Ija siapa.? Bentar-bentar oh...Mak Ija pembantu mama itu yang sering mama certain ke aku.”
Ya betul, ayo sekarang kalian kenalan gih.”
Dinda pun meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Dimas dan Bu Esti yang sedang berada di teras rumah.
Halo gue Dimas.” Sambil mengulurkan tangan.
Aku Dinda, senang berkenalan dengan den Dimas.” Balasnya.
Jangan panggil den, norak tau.”
Ok Dimas.” Jawab Dinda pendek.
******
Hayo lagi ngelamunin apa’an, ajak-ajak donk !” Bentak Dimas dari belakang yang melihat Dinda duduk sendirian di taman depan rumahnya.
Gak...abis nyiapin makan malam tadi tiba-tiba aku merasa gag mood aja, jadi aku kesini.”
Oh...aku gak di persilahkan duduk nie...tega amat biarin aku berdiri.”
Ma’af...silahkan.”
Dimas pun duduk bersama Dinda di kursi taman.
Rasanya gimana bisa dapet beasiswa kuliah ke Jakarta.?”
Seneng donk...kok tau.?”
Mama yang kasih tau.Kemarin kamu datangkan buat ngikutin ibu kamu buat kerja lagi disini dan menceritakan tujuan kamu buat datang ke Jakarta, hebat kamu.”
Ah...kakak jangan berlebihan gitu.”
Kakak...kamu panggil aku kakak.?”
Kenapa? Gag boleh ya? Gak tau kenapa aku merasa jauh lebih nyaman dengan sebutan itu.”
Aku gak berhak buat ngelarang kamu.Gimana seneng gak tinggal disini.”
Seumur hidup aku gak akan ngelupain kalau aku pernah berada disini, aku seperti mendapatkan harta benda yang tak ternila harganya, yaitu kebaikan kelurga kakak.”
Dengan adanya kamu disini aku juga jadi punya temen, kan biasanya hanya nyamuk yang nemenin aku kalau lagi berada di taman ini.”
Dinda hanya tersenyum.Obrolan mereka malam itu cukup singkat.Dinda dan Dimas pun berdiri dan mau meninggalkan taman.Saat Dimas hendak jalan, tiba-tiba kakinya kesandung dan berdarah.
Bentar...?” Dinda mnggopoh Dimas ke dalam rumah dan di bawanya Dimas ke ruang tamu di dudukannya di sofa.Tanpa banyak bicara Dinda pun mengambil kotak P3K di atas meja dekat televisi.
Auu...” Gurutu Dimas ketika Dinda mengolesi lukanya dengan alcohol.Dinda pun hanya tersenyum.
Diam-diam Dimas begitu memperhatikan Dinda dengan wajah yang begitu senang sambil tersenyum.
Udah sekarang kakak istirahat aja.!” Pinta Dinda.
Thank’s ya Din...” Dimas pun meninggalkan Dinda sendiri di ruang tamu.Ia berjalan pincang menaiki tangga menuju loteng kamarnya.
Cantik,pintar,sopan,baik lagi, Dinda kenapa gue kebayang elo terus ya, apa mungkin ini yang namanya cinta pada pandangan pertama.Ah....ngacoh lo Dim.” Ujar Dimas ngomong sendiri di kamarnya.
******
Saat matahari mulai memancarkan cahayanya yang panas.Saat itu keluarga Pak Hendra sedang makan pagi di meja makan.Dari pojok sudut Dinda keluar dari kamarnya.
Eh Dinda...sini makan bareng kita yuk.” Ajak Bu Esti.
Gak usah bu, saya makan sam mak saja.”
Udah sini gak baik nolak ajakan orang!” Tambah Pak Hendra.
Mendengar Pak Hendra yang bicara, Dinda merasa gak enak dan mau gak mau Dinda menghampiri keluarga itu.
Pagi Bu,Kak Dimas dan Tuan.” Sapa Dinda yang lalu ikut duduk di meja makan.
Mau berangkat kuliah Din...?” Tanya Pak Hendra.
Iya 1 minggu ke depan saya akan ikut kegiatan OSPEK.”
Aku antar ya.” Tambah Dimas.
Makasih kak, tapi saya naik angkot aja.”
Beneran...kamu kan masih baru disini.”
Gak papa kak, biar aku gak manja aja.”
Setelah selesai makan Dinda berangkat ke kampus...ketika sampai di gerbang, ia tidak menyangka dapat beasiswa kuliah di kampus yang elit itu.
Dinda pun masuk ke halaman kampus dan ternyata semua anak yang mengikuti kegiatan ospek sudah datang.Karena tadi di jalan ban angkotnya kemps jadi hari pertama Dinda masuk kuliah telat.
Hey kamu sini.! Kamu ikut ospek?” Tanya salah satu anggota senat, seorang cowok berwajah seram.
Iya kak, ma’af saya telat.” Jawab DInda pelan.
Kamu niat kuliah gak! Gak disiplin banget..! ya udah sekarang kamu ganti baju sesuai apa yang di jadwalkan pada hari ini.!” Bentak cowok itu.
Tanpa piker panjang Dinda langsung pergi ke toilet.5 menit kemudian, dia keluar memakai seragam SMA lengkap dengan rambutnya yang awalnya di kuncir satu sekarang menjadi dua.Dan pita yang mengikat rambutnya adalah tali raffia, tak lupa kalung dari bola bol dan papan nama di dada yang bertuliskan nama “Tikus”. Dinda tidak menyangka di depan toilet dia sudah di tunggu sama cowok yang tadi bentak-bentak dia.
Ayo cepet..! bengong lagi, elo bukan ratu disini.”
Cowok itu membawa Dinda ke aula dan di pojok aula sudah berdiri seorang cowok keren dengan di kerubungi cewek-cewek ospek.
Ini Frizt, ada anak baru yang telat.”
Kenapa kamu telat...” Tanya ketua senat itu.
Macet kak.”
Disini semua disiplin ,kamu ngerti disiplin gak.”
Hukuman apapun saya terima kak.”
Sebelumnya kenalin nama saya Friztyan Raditya Pratama, saya tidak member hukuman kamu sekarang.Nanti setelah acara ospek selesai kamu harus bantu saya.” Pinta Frizt
Dinda yang tadinya menunduk sekarang mengangkat wajahnya.Saat dia melihat wajah Frizt, dia sangat mengenal wajahnya namun itu hanya sebuah rasa.
Nama kamu siapa.”
Dinda kak.”
Kepanjangannya..?”
Tidak ada, saya lulusan SMA Pertiwi 25.”
Kamu siswi yang mendapat beasiswa itu kan.Kamu dari kampong.”
Dinda yang di Tanya Frizt pun hanya mengangguk.
Sehari gak terasa pagi sampai sore Dinda menjalani 1 hari kegiatan ospek walau masih ada 5 hari lagi.
Apa yang bisa saya bantu kak.”
Ikut aku dan Rian buat nyelesain tugas buat ospek besok.”
Gue minta ma’af kalau gue tadi kasar sama elo.” Ujar Rian.
Tiba-tiba muncul 3 cewek dari arah belakang.
Kak, aku pulang bareng sam kakak yah.”
Gak bisa, lagi banyak kerjaan, pulang aja sendiri kenapa manja amat.”
Dengan muka cemberut Lisa dan 2 temannya meniggalkan Frizt, Dinda dan Rian di halaman kampus.
Gak risih loe Frizt, sama adik kamu itu.” Sindir Rian.
Udalah malez buat bahas dia.”
Ya udah sekarang elo dan Dinda bantuin gue nge-data calon mahasiswa tentang kehidupan mereka yang lengkap karena harus gue kumpulin besok pagi ke dosen.” Tambahnya.
Jam 8 malam Dinda baru saja sampai di depan gerbang rumah Bu Esti.Frizt langsung tancap gas waktu mendengar ucapan terima kasih dari Dinda.
Oh...ndok kamu kok baru nyampek.?” Tanya Mak Ija.
Tadi ada tugas di kampus, ya udah Mak ayo.”
Dinda dan Mak Ija pun masuk rumah.
******
Berjalnnya waktu begitu cepat, tepat pukul 07.00 pagi.Dinda sudah sampai di kampus dan mengikuti kegiatan ospek yang kedua da terus berlanjut sampai hari ke 7.Begitu juga kebersamaan Frizt dan Dinda yang semakin akrab.Malam puncak berakhirnya ospek di tutup dengan sambutan dari rector dan terpilihnya para mahasiswa-mahasiswi mereka semua berkumpul di halaman kampus dengan api unggun di tengah-tengah mereka.Di depan sudah berdiri para anggota senat yang akan membuka acara pensi.
Din lihat dech ketua senat kita kak Frizt, gila ganteng banggeeeeett.” Ujar Nina sahabat Dinda yang baru ia dapat saat kegiatan ospek.
Apa’an sich, perasaan biasa aja.” Jawab Dinda.
Tau gak Din, katanya dia itu pangeran kampus ini, orangnya baik, banyak banget cewek yang ngefans ma dia.
Dinda tak menanggapinya dan ia hanya tersenyum.
Ok temen-temen mala mini adalah kegiatan persami yang sangat menyenangka.Sebelum di mulainya acara pensi, saya di sini berhak memberikan kalian kebebasan buat menyerang balik para anggota senat yang selam seminggu ini, udah nyuruh kalian begini-begitu.Eist..tapi inget jangan pake’ kekerasan” Jelas Frizt selaku ketua senat.
Semua anak-anak calom mahasiswa-siwi itu langsung menghampiri anggota senat yang mereka benci, kecuali Dinda.Dia hanya duduk berdiam diri di halaman kampus, kemudian Frizt menghampirinya.
Halo cewek, kok sendiri..gak ikutan.?” Tanya Frizt yang lalu duduk di samping Dinda.
Buat apa...? seharusnya kita berterima kasih atas bimbingan kakak-kakak selama kegiatan ospek berlangsung, makasih ya kak.”
Ya tuhan ..kenapa aku merasa nyaman berada di samping cewek ini, wajahnya mengingatkan aku sama orang yang paling aku sayangi.” Gumam Frizt dalam hatinya.
Kak jangan bengong dech.”
Mendengar itu Frizt tersentak dari lamunannya.
Maha agungnya tuhan ya kak, ia menciptakan langit begitu luas dengan bulan dan bintang yang menghiasinya.”
Kamu tau gak Din, apa yang sedang aku rasain sekarang.?”
Kakak lagi kangen sama seseorang.”
Dan orang itu adalah orang yang paling aku saying tapi...tuhan menyembunyikannya entah dimana dia? Aku belum yakin dia telah tiada...semiga dia kembali lagi.”
Namanya Sheila?”
Kamu kok tahu.?”
Tuh kalung merpati bertuliskan Sheila, bagus deh kak kalau malam kalung itu bersinar karena warnanya putih...ma’af ya kakak apa Sheila itu...”
Dia adik kandung aku, 10 tahun lalu dia dan mama mengalami kecelakaan, mobilnya masuk jurang, dan hanya jasad mama yang berhasil di temukan.Sheila tak tau dimana ia sekarang.”
Cerita itu hampir saja membuat Frizt menjatuhkan air matanya namun ia menahannya.
Ma’af aku nyakitin kakak.”
Aku kehilangan cinta Din, yang membuat hidupku hancur semenjak papa menikah lagi sama mama Linda, aku ngerasa hidup kayak di neraka.Tiap hari papa sibuk dengan kerjaanya.Mama Linda dan Lisa hanya bisa hamburin duit aja, aku bener-bener kehilangan keluarga yang utuh.Tak jarang kalau aku sering numpang tidur di rumah Rian,Andre dan sebagian temenku.” Jelas Frizt.
Dokter cinta mau kasih obat nie...mau gak?” Goda Dinda.
Emang bisa...?”
Kakak naik gih ke gedung kampus, entar aku temenin.”
Mereka menaiki tangga kampus, tak lama kemudian mereka sudah berada di atas gedung kampus yang luas tanpa ada orang lain.
Nah, sekarang kak Frizt coba berjalan dan berhentidi tengah.!”
Frizt melangkah maju dan ia telah berada di tengah.!
Terus apa yang harus aku lakukan.?”
Coba sekarang kakak teriak sekeras mungkin, panggil orang yang paling kakak sayangi...katakan apa yang ada di benak kakak saat ini.!”
Frizt mengambil nafas mencoba membuka mulutnya dan dia mengumpulkan semua tengananya dan mulai berteriak.
Sheeeeeiiiiilllaaaaaaaaaaaaaaaa...aku kangen sama kamu.”
Begitu kerasnya teriakan itu tapi sesaat sudah tak ada di bawah angin.
Gimana.”
Thank’s ya Din...aku sedikit lega sekarang.”
Dinda pun hanya tersenyum
******
Paginya setelah acara penginapan di kampus karna adanya penutupan ospek mahasiwa-siswi sudah pada pulangpada jam 10 pagi di hari minggu.Dinda yang hendak pulang dengan Frizt, tiba-tiba Dimas datang dan beniat untuk menjemput Dinda.Dimas menghampiri Frizt dan Dimas.
“Hai Din, kamu mau pulang kan? Aku sengaja loe buat jemput kamu.” Seru Dimas.
“Kenalin ini kak Friztyan ketua senat disiini, ayo kak Frizt kenalin ini kak Dimas anak majikan aku.”
“Maksudmu, kau bekerja di rumah Dimas?” Tanya Frizt.
“Iya ibuku jadi pembantu di rumah kak Dimas.”
“Oh pantes kalian bisa akrab.”
“Yaiyalah...kita gak perlu ngasih alasan panjang lebar kan, kenapa kita bisa sedekat ini.?” Sahut Dimas.
“Ya sudah aku pamit dulu, kan kamu uda ada yang jemput.”
Frizt pun meniggalkan Dinda dan Dimas.Langkahnya terus ke depan hingga tak terlihat oleh pandangan Dinda dan Dimas.
“Kenapa tadi kakak gak kenalan sama kak Frizt.?”
“Sebenernya Frizt dulu temen SMA, dia bahkan temen deketku, tapi hubungan kami terpisah karena...?”
Dimas tak meneruskan kata-katanya.
“Karna apa.?”
“Gak usah di bahas ayo kita pulang.”
Dalam perjalanan pulang Dimas menghentikan mobilnya.
“Bentar Din, aku beli minuman dulu!” Dimas pun memakirkan mobilnya di depan supermarket.Ia turun dari mobil dan masuk ke dalam supermarket.Di dalam supermarket ada Lisa bersama kedua temennya dan kebetulan Dimas berjalan beriringan dengan ketiga cewek itu.Lisa dan kedua temennya terpaku dengan pesona Dimas.Mereka saling mencubit merasa gemas dengannya.
“Duh...ganteng banget cowok ini.” Ujar Lisa.
“Gebet aja Lis.” Saran dari salah satu temennya.
“Lihat aja, tuh cowok pasti bisa gue gebet.” Jawab Lisa pede.
Lisa dengan semangat menghampiri Dimas, saat Dimas memilih makanan dan minuman.
“Hey cowok boleh kenalan gak.?” Goda Lisa.
“Hey elo Lisa kan adiknya Frizt.”
“Loh...kok elo kenal gue.”
“Kenalin lagi gue Dimas.”
“Ya ambruk...jadi elo kak Dimas temennya kak Frizt yang dulu cupu itu.! Sekarang kok jadi ganteng banget sich.”
“Ya udah gue di tungguin temen gue, gue duluan ya.”
Dimas meninggalkan Lisa sendiri, tak lama kemudian temen Lisa datang.
“Gimana Lis, sukses.?” Tanya ke dua temennya.
“Sukses apanya, gue malah di cuekin, ternyata dia itu temennya kak Frizt waktu SMA saat gue masih kelas 3 SMP dulu.He guys...asal elo tau, dia dulu cupu banget tapi sekarang ganteng banget.Jadi kepincut nie.”
Sejenak omongan mereka berlalu dan di samping itu Dimas dan Dinda asyik ngobrol di dalam mobil sepanjang jalan bahkan tak jarang mereka saling tertawa.
******
Sore hari yang cerah menemani Dinda mengepel lantai teras depan...muncullah Dimas dan menghampiri Dinda dengan langkah tegap tapi penuh ragu, akhirnya Dimas berani mengajak ngobrol Dinda.
“Din udah selesai ngepelnya...?”
“Emang kenapa.”
“Enggak, kalau nanti malam aku ajak kamu nge-dhate mau gak.?”
“Tapi ini kan bukan malam minggu.”
“Loh...emangnya kenapa? Emang malam minggu doank sebagai hari special buat nge-dhate...enggak kan.?”
“Iya sich...tapi....?”
“Ah kelamaan kamu mikirnya, pokoknya entar malam harus jadi kalai enggak aku marah sama kamu.”
“YA baiklah...tapi jangan malem-malem ya pulangnya.”
“Beres...”
Malam nge-dhate Dimas dan Dinda sangat menyenangkan.Tidak terlihat di wajah mereka sedikit pun rasa sedih.Dimas mengajak Dinda nonton bioskop.Kebetulan film yang di pilih adalah film horror.Dinda yang duduk di samping Dimas, ketakutan saat di tayangkan film itu.Tanpa sengaja tangan Dinda menggengam erat tangan Dimas, Dinda benar-benar ketakutan tapi Dimas yang tangannya di remas-remas Dinda hanya tersenyum lebar dan merasa bisa deket dengannya.
Setelah menonton bioskop, Dimas mengajak Dinda pergi ke pasar malam.Disana mereka makan, maindan saat romantis, saat Dinda tidak bisa main tembakan yang sasarannya harus kena kaleng yang tersusun rapi dan meningkat seperti piramida.
“Aduh...aku dari tadi gak bisa, uda berulang kali kakak ajrin tapi tetep gak bisa-bisa.”
“Usaha donk Din, aku sudah dapet 3 boneka loh, masak kamu gak mau menang kayak aku.”
“Tapi gak bisa kak, lihat....meleset lagi kan.”
“Udah sini, sekali lagi aku ajarin.Jangan nyerah ya...”
Dimas memegangi tangan Dinda dan mulailah Dimas mengajari Dinda.Jemari Dinda di pegang secara erat oleh dimas, mereka sempat berpandangan lalu itu berlalu.
“Ok sekarang kamu tembak, mata kamu harus focus, harus focus inget..satu..dua...tiga...” Dorrrr.
Ternyata tembakan Dinda tepat mengenai kaleng yang di tengah hingga menjatuhkan semua kaleng yang ada.Dinda yang merasa senang spontan ia loncat dan memeluk Dimas, saking senenegnya ia begitu erat memeluk Dimas hingga tak menyadarinya.
“Eh...ma’af kak aku gak bermaksut...”
“Udah, nyantai aja.Oh.. ya nih boneka teddy bear kamu.”
“Bagus banget, makasih.”
“Kita pulang yuk, udah malam.” Pinta Dimas.
“Ayo.” Ujar Dinda.
Mereka pulang dengan membawa boneka-boneka kecil dan satunya lagi ukuran besar yaitu teddy bear kesukaan Dinda yang ia peluk erat dalam tangannya.Karna sangat lelah Dinda sampai ketiduran di mobil Dimas.Dimas tersenyum tangannya memegang kening Dinda dan menyirahkan poni rambutnya.Sampai di depan rumah, Dimas tak tega membangunkan Dinda yang tertidur sangat pulas.Akhirnya Dimas memutuskan untuk menggendong Dinda sampai di kamarnya.Pengalaman itu membuat Dimas merasa senang, hingga pada hari-hari berikutnya Dimas tak sungkan mengajak Dinda untuk nge-dhate.Hubungan mereka makin hari makin dekat.
******
Sore hari yang cerah tak ada angin tak ada hujan di halaman rumah Dimas terlihat sebuah mobil yang sudah ada di halaman rumah.Ternyata Lisa yang menaiki mobil itu.Ia turun dan langsung mengetok pintu.
“Selamat sore...kamu siapa dan cari siapa.?”
“Gue mau ketemu Dimas, elo siapa.”
“Saya Dinda pembantu disini.”
“What...? Dinda, bentar-bentar elo bukanya cewek yang suka jalan sama kakak gue di kampus...oh ternyata elo pembantu.Kok bisa ya kak Frizt mau temanan sama elo.”
“Sudah ngomongnya...kak Dimas lagi gak ada.”
“Gak sopan bangetsich sama tamu.Elo bo’ong kan Dimas gak ada doi rumah.Dasar Cewek...” Lisa tak meneruskan kata-katanya karna dari dalam Bu Esti hendak keluar.
“Ada apa ini, kenapa kamu bentak-bentak Dinda.?” Tanya Bu Esti.
“Oh tante, ma’af tante abisnya pembantu ini gak jujur, masak dia bilang Dimas gak ada.”
“Memang dia gak ada di rumah.Terus kamu siapa.?”
“Kenalin tante saya Lisa adiknya Friztyan.”
“Kamu adiknya Frizt, anaknya pak Hermawan.?”
“Iya tante...tante inget sama aku.Dulu kan sering banget keluarga aku ke rumah tante.”
“Udah itu saja.Dimas gak ada truz kamu mau ngapain.?”
“Aku masuk ya tante, boleh...?”
Bu Esti hanya diam, tapi dasar Lisa tak tau sopan santun.Di ijinin atau enggak, dia langsung masuk nyelonong begitu aja.Sampai di dalam Dinda di suruh Lisa gini-gitu ambillin minumanlah, camilan lah pokoknya aneh-aneh.Bu Esti yang melihat tingkah laku Lisa begitu geram.
“Ma’af Lisa, bia gak kamu lebih sopan sedikit sama Dinda.”
“Ya ampun tante baiklah aku minta maaf ya.Aku minta maaf ya Din.Tante aku mau nugguin Dimas.”.
“Dimas pulang nanti malem, mending kamu pulang.Kalau papa dan mamamu nyari’in gimana.?”
“Tapi aku mau nungguin Dimas tante.”
“Kamu gadis, gak baik gitu dan bentar lagi juga maghrib.”
“Ya udah deh tante, Lisa mau pamit pulang..permisi.”
Lisa langsung pergi meninggalkan rumah Dimas.Bu Esti benar-benar geram melihat tingkah lakunya.
“Dasar...kalau bukan anaknya Pak Hermawan sudah aku usir anak itu, kamu gak papa Din.?”
“Gak papa Bu, oh ya tadi ibu bilang nama Hermawan.”
“Iya kenapa.?”
“Oh gak papa.Kenapa nama itu taka sing bagiku.”
“Kenapa Din, kamu ngomong apa? Kamu kenal Pak Hermawan.?”
“Tidak Bu.”
******
Kuliah hari ini membuat semangat lebih bagi gadis cantik ini.Saat berjalan Dinda melangkahkan kakinya dengan leok-leok sambil bernyanyi, lalu datanglah Frizt menghampirinya.
“Din kayaknya hari ini kamu seneng banget.”
“Harusnya kan begitu.”
“Harus itu, oh iya kamu pgen gak jadi anggota senat.”
“Pengennya sich gitu.”
“Pasti alasan kamu supaya bisa kerja sama aku kan, secara aku kan ketua senat gitu.”
“GR amat.”
“Hahahahaha tapi kan kenyataan kalau aku ganteng.”
Saat Dinda dan Frizt mengobrol, tiba-tiba datanglah Lisa dan ke 2 temennya.
“He cewek gatel ngapain elo sama kakak gue.” Bentak lIsa.
Dinda pun hanya diam, lalu.....
“Elo tuh gak pantes tau gak bergaul sama kakak gue, temen-temen kakak gue anak –anak elit.Sedangkan elo cuma pembantu yang sok kecantikan.Gue heran sama Dimas kok bisa ya dia memperkerjakan cewek ganjen kayak elo.Seharusnya elo gak usah kuliah disini.Elo lebih pantes kembali ke kampong elo.”
“Lisa ngomong apa kamu, apa hak kamu bilang kayak gitu.”
“Elo Cuma adik tiri gue dan elo gak pantes ngatur-ngatur gue.Satu lagi kalau gak karna papa, gak akan mau dan gak akan sudi nganggep elo adik, ayo Din.!” Ujar Frizt.
Frizt menggandeng tangan Dinda lalu mereka berdua meninggalkan lobi kampus.Frizt dan Dinda masuk ke ruang senat.
“Ma’afin atas sikap Lisa tadi ya.”
“Gak papa kok, lagian aku sudah kebal di bilangin kayak gitu.Karna kehidupan kayak aku itu di anggap selalu di bawah yang gak perlu di hargai dan selalu di hina.”
“Uda ah...ngapain sich kita sedih-sedihan? Mending kita cari inspirasi lewat internet yuk.”
“Cari inspirasi...? ma’af bisa ajarin aku, maklum dulu di kampung cuma bisa internet tapi standartnya aja.”
“Seneng dech kalau punya temen apa danya kayak kamu, ya udah sini aku ajarin.”
Frizt mulai mengajari Dinda, saat Dinda menghadap computer dari belakang ia di bombing sama Frizt entah sengaja atau enggak kedua tangan mereka bersamaan memegang mouse.
“Ya tuhan...kenapa aku meras deg-degan gini.” Gumam Dinda dalam hati.
“Din...kenapa aku merasa nyaman ketika di deket kamu, dan kenapa perasaanku gak karuan gini.” Gumam Frizt dalam hatinya juga.
“Gimana sudah bisa.”
“Udah donk...makasih ya.”
“Anak pinter...” Frizt mengelus kepala Dinda seperti anak kecil.
“Kak aku haus nie.Kita ke kantin yuk.”
“Yuk.”
Sampai di kantin mereka berdua memesan makan dan duduk di bangku datar dan mereka mulai bercakap-cakap.
“Din pernah gak ngerasain kalau hidup ini gak adil.?”
“Terus keadilan yang kaka minta gimana.”
“Aku hanya ingin adik yang paling aku sayangihadir disini.Karna hanya dia yang mampu membuat hidupku jadi indah.Kalau dia masih ada, mungkin dia sudah sebesar kamu.”
Sejenak mereka berdua diam...suasana menjadi hening.
“Bila aku yang menggantikan posisi adik kakak, apa kakak mau.?”
“Enggak mungkin.”
“Kenapa.?”
“Karna.....aku suka sama kamu.”
Dinda kaget sehingga seketika itu mukanya jadi tegang.Frizt yang melihat itu jadi tersenyum.
“Udah gak usah tegang gitu.Lihat deh jelek tau muka kamu, gak usah di pikirin.Tadi aku Cuma bercanda kok.”
Tak lama kemudian pelayan mengantarkan makanan yang tadi di pesan Frizt dan DInda.Mereka mulai memasukkan makanan ke dalam mulut mereka.Saat itu Dinda memesan makanan yang berbumbu.Frizt yang melihat itu jadi meringis.
“Ma’af Din sini dech.”
Mendengar itu Dinda mendekatkan mukanya ke hadapan Frizt.
“Ada apa.?”
Frizt dan Dinda sekarang bertatapan dan Frizt mencoba mengangkat tangan kirinya yang berhias jam tangan berwarna hitam.Ibu jarinya di daratkan ke bibir Dinda.Frizt mulai mengusap bumbu yang menyangkut di bibir Dinda, mereka berdua terbawa susasan, mata mereka tak berkedip da pandangan mereka begitu mempesona sampai kesempatan itu hilang sudah.
“Makasih.”
“You’re welcome. Eh besok keluar yuk.”
Dinda yang mendengar ajakan Frizt langsung menghentikan makannya dan diam sejenak untuk berfikir.
“Kamu kelihatan cantik dech kalau lagi mikir gitu, tuh lihat lucu banget.Gak usah bingung kamu tinggal jawab iya apa enggak...simple kan.”
“Emmm ya dech.”
“Beneran..? ntar aku jemput setengah 7 oke.”
“Baiklah”
“Yaap sekarang aku sudah kenyang.”
“Serius..? tuh makanan kakak aja baru di makan 2 sendok.”
“Aku kenyang karna puas mendengar jawaban kamu.”
“Ya sudah ayo kita balik.”
Akhirnya Dinda dan Frizt beranjak meninggalkan kantin.Mereka berpisah.Dinda pun pergi ke toilet.Saat Dinda masuk toilet dia gak sadar kalau Lisa dan teman-temannya mengikuti dia dari belakang.Saat Dinda masuk WC, pintunya di kunci dari luar oleh Lisa.Dinda kaget dan bukaan itu saja, Lisa mengguyur Dinda dengan air keran melalui selang terus dari atas Lisa menyiram Dinda dengan ember sampai bayah kuyup.
“Mampus elo, siapa suruh buat deketin kakak gue, sialan elo dan gara-gara elo jug ague di hina-hina sama kakak gue.”
Setelah Lisa puas mengerjai Dinda, dia langsung pergi meninggalkan Dinda yang basah kuyup di WC.Dinda berteriak minta tolong namun tak ada yang menjawab, Dinda akhirnya terduduk di lantai karna lelah berteriak.Hingga saat semua anak kampus Dharma Bakti sudah beranjak pulang dari kampus elit tersebut, Dinda masih terjebak di dalam toilet.Dan kebetulan Dimas saat itu menjemput Dinda.Saat Dimas menunggu Dinda di pagar kampus, dia bertemu Lisa dan teman-temannya.
“Hay kak Dimas, mau cari aku yah.”
“Dinda kemana Lis.?” Tanya Dimas sambil melihat sekeliling halaman kampus.
“Gak tau, mungkin udah pulang kali.”
“Pulang...?Dia belum nyampek rumah.”
“Ala cewek gatel kayak gitu pasti keluyuran.”
“Dimana Frizt.?”
“Dia masih di dalam,mending kak Dimas pulang sama aku aja.”
“Ya sudah Lis, thanks.”
Dimas beranjak pergi ke dalam kampus, dengan berlari sambil mencari Frizt.
“Sial...emang sialan tuh Dinda, udah kak Frizt di gebet, Dimas juga.Brengseekk...emang gag tau diri tuh cewek.Lihat aja gue pasti balas semua ini.” Lisa marah-marah sendiri di gerbang kampus.
Sementara itu Dimas masih berlari mengelilingi ruangan kampus hingga dia bertemu Frizt.
“Frizt elo tau dimana DInda.?”
“Dinda??? Bukannya dia sudah pulang.?”
“Pulang??? Elo pasti sembunyiin dia kan? Dimana Dinda.?
“Beneran Dim, gue enggak tau, terakhir gue bersama dia saat kita makan di kantin lalu ia pamit ke toilet.”
“Toilet.”
Dimas langsung berlari ke toilet dan dari belakang Frizt mengikutinya.Sampai di toilet ada 1 pintu yang diganjal dengan sapu lantai.
“Dor dor dor...Din Dinda.?”
Tak mendengar jawaban, Dimas langsung mengambil sapu itu dan mendobrak pintu yang telah terkunci.Di sana terlihat Dinda tergeletak dalam keadaan pingsan.Dimas langsung menggoyah-goyahkan badan Dinda, namun tak ada respon.Frizt yang juga melihatnya ikut khawatir.Dimas langsung menggendong tubuh Dinda yang basah.Tanpa berpamitan ke Frizt, Dimas langsung membawa Dinda menuju mobilnya.Dalam sekejap mobil itu meluncur ke jalan raya.Sesampainya di rumah, Dimas meletakkan Dinda di kamarnya.Di rumah itu tak ada siapa-siapa hanya ada mang ujang tukang kebun di rumah Dimas.Dimas keluar dari kamar Dinda dan menemui mang ujang di kebun yang berada di belakang rumahnya.


Kampung Kunang-Kunang

“Cup...bangun uda siang.” Ujar mak Erna.
“Masih ngantuk nie mak.?”
“Kalau gak bangun mak siram air nie.”
Namun Ucup masih tetap tidur.Mak Erna langsung pergi ke belakang dan kembali dengan membawa air beserta gayungnya.Mak Erna memercikkan air ke muka Ucup, dengan kaget Ucup langsung bangun.
“Aduh mak, masih ngantuk nie.”
“Mandi sana trus sekolah...ayo.” Sambil menarik badan Ucup.
“Iya-iya mak.”
Ucup bangun dengan malas dan langsung menuju kamar mandi, tak lama kemudian ucup keluar dan selesai memakai seragam biru putih.Ucup sekarang masih kelas 1 SMP.Setelah selesai Ucup pergi ke ruang makan dan sarapan bersama emaknya.
“Tumben Ujang belum datang.?”
“Assalamualaikum.” Ujar seseorang.
“Wa’alaikum salam, baru ja di omongin ehh uda muncul emang panjang umur si Ujang itu mak.”
“Ya udah cepet ndang berangkat, keburu telat.”
“Ucup berangkat ya mak.?” Sambil mencium tangan emaknya.

Cintaku Bersemi Kembali

Matahari sudah terbit, ku awali hari baruku dengan secangkir kopi dan membaca Koran, namun sebelumnya aku melihat keluar rumah menghirup udara segar di pagi hari.Aku duduk di teras rumah, ku buka lembar Koran ku lewati berita sepak bola yang biasanya ku baca duluan.Ku cari berita yang menjadi topic utama dalam Koran itu.Pandanganku tertuju pada sebuah berita yang memuat berita kecelakaan.
Pagi kemarin rombongan bis yang hendak menuju jogja jatuh ke jurang, di duga sopir sedang mengantuk.Polisi yang telah mengolah TKP mengatakan bahwa korban tewas 1 orang yakni sopir bis yang bernama Parmiji sementara yang lain hanya luka-luka.Menurut saksi yang melihat kejadian itu Bis sempat hilang kendali dan akhirnya jatuh ke jurang tepat pukul 21.00.Karena medan yang sulit membuat tim evakuasi sedikit terhambat.Dua jam kemudian bis berhasil di keluarkan.
Setelah ku baca beritanya ku lihat gambar yang di muat di Koran itu.Ku lihat keadaan bis yang dalam keadaan peyok.Kulihat kembali gambar di sebelahnya,Alis ku ke atas, ku berhenti minum kopi aku lihat seorang wanita yang sedang menangisi seseorang yang sedang di bawa dengan tandu oleh tim evakuasi.Aku berfikir sejenak mengingat seorang wanita yang menangis tadi.Wajahnya pun tak asing lagi bagiku.Apakah dia...? segera ku berlari ke kamar dan mulai mencari foto kenang-kenangan saat SMA dulu.Setelah ku mendapatkannya, aku keluar dan mecocokkan dengan orang yang sedang menangis tadi...yah benar dia Sheila temen SMA yang sempat aku jatuh cinta sama dia, sementara aku tak berani menyatakan perasaanku padanya.Dan sekarang dia muncul di Koran..
Segera ku bergegas mandi dan menuju ke tempat kejadian kecelakaan tersebut.Mencari informasi jika Sheila benar-benar tinggal di jogja.Lokasinya pun tidak jauh dari rumahku mungkin bia ku tempuh dalm waktu beberapa jam saja.Ku nyalakan motor, bergegas untuk mencari seorang cewek yang aku cintai.Entah mengapa hatiku terdorong untuk segera mencari dia kemudian menyatakan perasaanku yang sekarang ku rasakan karena dia cinta pertamaku dan apa pun yang terjadi aku harus bisa menemukannya.
Setelah aku menyusuri jalan, aku pun menemukan tempat lokasi kejadiannya.Masih terlihat serpihan kaca yang berserakan di jalanan.Aku bertanya pada pedagang yang berjualan dengan lokasi kejadian tersebut.Kata seorang bapak yang berjualan tadi mengatakan kalau para korban kecelakaan itu di rawat di rumah sakit Cipta Husada.Dan kebetulan lokasinya tak jauh dari tempat ku berdiri sekarang.Setelah ku berterima kasih, aku langsung menuju rumah sakit.
Permisi sus, korban kecelakaan kemarin....?” Belum sempat selesai ngomong, suster tadi langsung menjawab.
Ma’af Mas pasien kecelakaan kemarin sudah di jemput keluarganya semua tapi ada satu yang masih disini.”
Dimana Sus..” Tanyaku.
Di kamar mayat mas.”
Masak saya nyari orang yang sudah meninggal Sus..?”
Siapa tau aja keluarga mas.”
Ya udah Sus makasih.”
Sempat ku kecewa karna aku fikir mudah saja ketemu dengan Sheila, tapi hari pertama pencarianku ku gagal.Aku tak boleh menyerah, usahaku kan baru di mulai, aku harus berjuang untuk menemukan Sheila.Tapi dimana lagi aku harus mencari dia? Sementara ini informasi yang aku peroleh hanyalah mencari dia di rumah sakit saja.Aku tidak tahu dimana dia? Tinggal dimana sekarang.? Apakah dia masih mengenalku.? Pertanyaan itu yang selelu muncul dalam pikiranku.Aku tak tahu lagi apa yang akan aku lakukan untuk mencari Sheila di kota Jogja ini.Itu pun kalau dia tinggal di jogja, kalau enggak.
******
Tiada hari tanpa memikirkan Sheila.Dan tiada hari juga tanpa mencari informasi dimana keberadaan Sheila sekarang.Tiapa jam, menit dan detik pun tak lepas dari bayangannya.Timbullah pertanyaan kembali dalam pikiranku.Kenapa aku memikirkan dia? Belum tentu juga dia memikirkan aku.Mungkin inilah yang dinamakan cinta.Indah saat di fikirkan tapi sakit saat di tinggalkan.Sampai kapan aku begini? Ahhhh apa yang aku pikirkan.
Kenapa aku tidak bisa melupakan dia? Padahal kata orang cinta saat masa SMA adalah cinta monyet.Di saat aku mulai melupakan cinta, entah kenapa dia muncul di benakku kembali. Memang melupakan seseorang tak semudah membalikkan telapak tangan.Kita akan mengerti betapa pentingnya seseorang saat dia meninggalkan kita.Memandangi dia saat tertawa, itulah saat yang aku senangi.semuanya memang indah dab tak mudah untuk di lupakan begitu saja.
Entah kenapa aku dulu bisa suka sama Sheila.Mungkin karena dia cantik, pintar, pendiem dan sopan.Banyak yang suka padanya dan banyak pula yang di tolaknya.Sheila pun menjadi gadis primadona di sekolah.Apapun mereka lakukan un tuk mendapatkan cinta Sheila.Namun aku hanya diam saja melihat cowok-cowok berlomba untuk mendapatkan Sheila.Aku pikir aku tak sebanding dengan mereka dan aku pun pasti kalah saingan untuk mendapatkan Sheila.
Malam hari aku berjalan-jalan di malioboro untuk menenangkan pikiran dan menikmati suasana kota malioboro tempat tinggalku.Ku berjalan tanpa tujuan, mondar-mandir hingga perutku pun lapar.Aku mampir makan di restoran.Aku memanggil pelayan karena perutku sudah bergemuruh dari tadi.
Pesan apa mas.?”
Nasi goreng sama jus apukat aja mbak.”
Sebentar yam as.”
Iya mbak.”
Beberapa menit kemudian, barulah pelayan tadi mengantarkan makanan yang aku pesan.Tanpa basa-basi dan setelah pelayan pergi, aku pun langsung melahap nasi goreng.Setelah makananku habis aku berhenti sejenak.

Selasa, 16 Oktober 2012

Novel adalah cerita fiktif yang dikarang bukan karena fakta tapi biasanya karna pengalaman kita entah cerita cinta, kehidupan atau yang lain


Alhamdulillah bisa menyalurkan bkat ku di sini, tapi sabar yah masih dalam proses novelnya